Skip to main content

Posts

Showing posts from January, 2012

Benar Salah

 Cerita Tiga Paragraf Setelah Pak Rasyid, dosen Sejarah Kesusastraan Indonesia, menerangkan panjang lebar, ia lalu melontarkan pertanyaan pada kelasku. "Kalian tahu kan, penulis roman Azab dan Sengsara?" tanya dosenku itu sambil tersenyum. Tak asing. Roman ini sepertinya pernah kubaca sinopsisnya sepintas. Dalam hati kuberpikir roman ini dibuat jauh sebelum 1945. Sambil memegang kepala dan memejamkan mata, aku berusaha mengingatnya. "Sepertinya sastrawan angkatan 20," gumamku pelan. Merari.. Merari.. Merari Siregar! Yah, Merari Siregar. Merari Siregar Tapi, apa benar ya? Ketidakyakinanku dominan di pikiran. Inginku angkat tangan dan menyebutkan jawabanku, tapi aku takut salah, pasti memalukan. Benar tidak, ya? Aduh. Dan akhirnya, "Masa kalian tidak tahu?" keluh dosenku. "Ck..aduh, kalian ini. Apa sih yang kalian baca? Pengarangnya itu Merari Siregar!"

Pesta Natal Itu

Cerita Tiga Paragraf "Tadi dari mana, Mah?" tanya Chrisna ke ibunya. "Natalan. Kamu ke mana? kok, ga ikut? malah pergi sama dia," balas dan keluh ibunya. Sempat bingung, Chrisna dengan lagak tenang menjawab, Tadi jenguk teman, nah pulangnya bareng Fatma" Kamu tahu? Tadi banyak yang cari kamu, tapi Ibu bilang kerja sampai malam. Eh, ternyata malah pergi senang-senang sama anak Haji itu," ujar sang Ibu kesal. Chrisna hanya diam, terpaku mendengar amarah bundanya yang spontan berlinang air mata keccewa. Setelah kepergok di jalan oleh orangtuanya, Chrisna tidak langsung pulang. Ia mampir sebentar beli martabak favorit ayahnya. Namun, "Papa kok nggak keluar kamar, Mah?" tanya Chrisna. "Ya, buat apa? Papa kecewa sama kamu. Lagipula Papa-Mama kenyang habis pesta Natalan tadi," jelas ibunya.  

Aku Ingin

Cerita Tiga Paragraf "Mari kita 'toast' minuman untuk merayakan hari penting ini. Semoga apa yang sudah baik di 2011, semakin baik di 2012. Dan, apa yang buruk, tidak akan ada lagi. Bagaimana kalau tiap orang mengucapkan harapan, doa, atau mimpi yang ingin digapai di 2012? Biar kita saling tahu dan bantu cita-cita kita," ucap Rendy jelang Tahun Baru di sebuah kafe bilangan Bogor. Sembilan sahabatnya pun setuju sambil tertawa dan saling pandang. Satu per satu keinginan yang ditutup dengan 'Amin' diucapkan sahabat-sahabat kecil Rendy. Ada yang ingin lulus kuliah, cepat dapat kerja, atau pun naik jabatan di kantornya. Sebelum giliran Rendy, putaran doa sudah sampai ke Rissa. Wajahnya tampak bingung dengan tatapan kosong. Rendy lalu menepuk pundak Rissa dan mengingatkan bahwa sekarang sudah gilirannya. Dengan datar tanpa ekspresi sambil melihat ke atas, Rissa berkata, "Aku ingin kiamat di 2012."

Kosong

Cerita Tiga Paragraf "Silakan Bapak dan Ibu memindahkan barang-barang penting yang bisa dibawa. Seperti yang sudah kami peringatkan, tanah ini milik pemerintah dan dilarang keras mendirikan bangunan apapun," ujar seorang petugas berseragam cokelat. Meski diancam dengan buldozer, para pedagang yang membangun toko kecil di lahan kontroversi itu tak segera pergi dari sana. Dengan membentuk barisan pagar manusia, mayoritas pedagang makanan itu bersikeras mempertahankan usaha toko kecil mereka. Namun, apalah daya yang bisa dilakukan pedagang tanpa surat-surat itu. Setelah sempat adu argumen dan fisik, mereka yang kalah jumlah pun harus merelakan tokonya rata dengan tanah. Hanya sedikit barang yang bisa diselamatkan. Sambil tergopoh-gopoh, seorang pemuda dari kalangan pedagang, dengan lantang dan isak tangis yang tak tertahan, bertanya ke arah petugas. "Mau dibangun apa lahan ini? Kapan? Nanti? Besok? Tidak bisa nunggu kami mengeluarkan dagangan?" ujarnya.