Cerita Tiga Paragraf Setelah Pak Rasyid, dosen Sejarah Kesusastraan Indonesia, menerangkan panjang lebar, ia lalu melontarkan pertanyaan pada kelasku. "Kalian tahu kan, penulis roman Azab dan Sengsara?" tanya dosenku itu sambil tersenyum. Tak asing. Roman ini sepertinya pernah kubaca sinopsisnya sepintas. Dalam hati kuberpikir roman ini dibuat jauh sebelum 1945. Sambil memegang kepala dan memejamkan mata, aku berusaha mengingatnya. "Sepertinya sastrawan angkatan 20," gumamku pelan. Merari.. Merari.. Merari Siregar! Yah, Merari Siregar. Merari Siregar Tapi, apa benar ya? Ketidakyakinanku dominan di pikiran. Inginku angkat tangan dan menyebutkan jawabanku, tapi aku takut salah, pasti memalukan. Benar tidak, ya? Aduh. Dan akhirnya, "Masa kalian tidak tahu?" keluh dosenku. "Ck..aduh, kalian ini. Apa sih yang kalian baca? Pengarangnya itu Merari Siregar!"